Selasa, 23 Februari 2010

TUJUH TAHUN PERNIKAHAN KAMI

Alhamdulillah.....hari ini genap tujuh tahun pernikahan kami. Banyak episode kehidupan yang kami lalui dalam kurun waktu tersebut. Ada cerita bahagia, sedih, menegangkan, haru, telah sama2 kami lalui. Amazing, itu istilah dari teman saya. Apalagi dengan hadirnya putri periang kami. Semakin lengkap, semakin penuh warna warni perjalanan hidup rumah tangga kami.

Ada rasa lega untuk saya karena telah melewati lima tahun pertama pernikahan. Bukan apa2, karena menurut pakar perkawinan yang pernah saya baca, lima tahun pertama pernikahan adalah masa-masa yang berat. Butuh banyak penyesuaian, banyak pengertian, dan tentu saja menuntut banyak kesabaran. Jika telah berhasil melewati lima tahun pertama, niscaya (katanya) tahun2 berikutnya tak akan sulit lagi dihadapi. Tentu saja saya berharap pernyataan ini benar. Berharap setelah melewati berbagai 'ujian' di lima tahun pertama, kami bisa melewati ujian2 lain dengan tanpa kendala. (Amin....)

Awal2 menikah, mungkin sama seperti pasangan lainnya, adalah masa2 indah buat saya. Apalagi saya menikah dengan pria pilihan saya sendiri. Pengalaman paling indah adalah mengetahui adanya kehidupan lain dalam rahim saya. Ya, saat menanti lahirnya seorang anak, buah cinta kami. Kelahiran putri kami semakin melengkapi kebahagiaan rumah tangga kami.

Menjelang tahun kelima, berbagai ujian mulai dirasakan. Ujian2 yang cukup menguras pikiran, emosi bahkan air mata. Tak selalu masalah timbul dari kami, tapi juga dari lingkungan sekitar, teman bahkan keluarga besar. Saya yang kuat sekaligus amat perasa, seringkali merasa lelah. Merasa berbagai ujian ini seharusnya tak menimpa saya. Bahkan berbagai pikiran negatifpun seringkali terlintas.

Disaat-saat emosi & perasaan sudah menguasai saya, suami selalu mengingatkan saya. Maklum, bagaimanapun, saya seorang wanita, yang sering bermain dengan perasaan ketimbang logikanya. Kesabaran suami dalam mengatasi keadaan amat membatu kami melewati berbagai masalah. Apalagi, saya amat beruntung, suami saya tipe pria pengalah (pemegang prinsip Mengalah untuk Menang). Jadi walaupun sumber masalahnya dari saya, suami tetap merasa perlu minta maaf terlebih dahulu. Menurutnya, jika kedua pihak saling merasa tak bersalah, mau menang sendiri, masalah tentu tak akan selesai & malah akan berlarut2. Sifat ini yang seringkali menjadi penjernih perselisihan kami. Tentu saja saya juga jadi malu, suami saya saja mau minta maaf lebih dulu, padahal setelah dipikir2, emang saya yang salah.....hehehe

Saya akui pernikahan ini banyak merubah hidup saya. Banyak merubah diri saya. Saya yang awalnya cuek dengan penampilan, mulai berbenah diri. Yang tak terampil melakukan pekerjaan perempuan, pelan2 mulai belajar. Dan yang paling penting, saya yang sebelumnya amat emosionil, gampang meledak & cenderung blak-blakan kalau bicara, mulai bisa mengontrol emosi & nada bicara. Sungguh, saya ingin bisa sesabar & setenang dia dalam menghadapi masalah apapun.

Buat saya, pernikahan kami bukan saja semata-mata untuk ibadah kepadaNYA. Tapi juga sebagai wadah untuk saya untuk terus belajar & memperbaiki diri. Belajar agar bisa menjadi istri yang lebih baik, jadi ibu yang lebih baik, dan belajar menjadi wanita yang lebih baik secara keseluruhan. Wanita yang lebih baik kualitas imannya, intelektualnya, dan juga emosi & kepribandiannya. Dan lagi2 saya musti bersyukur, karena suami amat mendukung & memberi fasilitas & ruang yang lebih untuk saya untuk terus belajar, dan terus belajar.

......
DAN KETIKA KAMI MEMUTUSKAN UNTUK SALING MENGERTI,
KAMI BIARKAN DUA HATI BICARA TENTANG IMPIAN2, HASRAT & JUGA KERINDUAN
KEMUDIAN KAMI MENJADI TAKJUB
KARENA TERNYATA
KAMI BEGITU BERBEDA
SEKALIGUS BEGITU SERASI

MAKA KAMI PUN BERJANJI
UNTUK MENYATUKAN HATI DALAM SATU BAHTERA
AGAR SEGALA IMPIAN DAPAT DIWUJUDKAN
KARENA PERBEDAAN BUKANLAH KENDALA
SELAGI KAMI MASIH MEMAKAI BAHASA YANG SAMA
BAHASA CINTA….....


(Ya Allah, yang Maha Pengasih, yang Maha Penyayang, yang Maha pemilik hati-hati kami,
Jadikanlah kami pasangan yang saling memahami, saling mau berbagi, saling mengisi dengan kebaikan-kebaikan
Berkahilah pasangan kami, anak keturunan kami, rumah tangga kami, serta rizki yang Engkau berikan pada kami
Jadikanlah rumah tangga kami rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah
Dengan anak-anak yang sholeh & sholehah yang melengkapinya
Jadikanlah riak-riak kecil pernikahan kami, menjadi penguat cinta kasih kami.
Serta jadikanlah keluarga kami keluarga yang tak hanya utuh di duniaMu, tapi juga di akhirat Mu...
Amin....Allahumma Amin......)


for my hubby : thx 4 beeing partner in my life.
sesungguhnya setelah 7 th terlewati, rasa cinta ini tak pernah sedikitpun memudar.......

Rabu, 17 Februari 2010

TOKOH PANUTAN

Seorang remaja badung curhat pada sy. Curhat yang tidak diniatkan sebetulnya. Karena sebelumnya saya nasehati (bahasa halus dari diomeli :). Bagaimana tidak, si remaja tanggung ini punya kebiasaan buruk yang sulit berubah. Tidak disiplin, suka seenaknya, sering absen disekolah, lalai dgn tugas2nya, hang out tak kenal waktu, kurang sopan....dan seabreg prilaku minus lainnya.

Remaja lainnya juga gak kalah uniknya. Latar belakang keluarga berada, terpandang & berpendidikan tinggi dengan jabatan tinggi pula, tak membuat si remaja ini termotivasi untuk mengikuti jejak keberhasilan keluarga. Gaya hidup nomaden juga sekolah gak kelar-kelar. Ditanya tentang rencana kedepan, cuma gelengan kepala yang saya dapat. Tidak jelas.

Prihatin. Itu sudah pasti. Perasaan saya apalagi. Bagaimanapun sy tak ingin 2 remaja penuh potensi ini terlena akan gaya hidup mereka. Sekilas dua kilas (bahasa apa ini... :) sy tahu bahwa mereka sebetulnya anak2 yang pandai. Punya otak diatas rata-rata. Hanya proses pencarian jati diri yang keliru yang membuat mereka seolah-olah tak menggunakan otak encer mereka dalam bertindak & bersikap.

Dari dialog yang terjadi, saya dapat mengambil kesimpulan, bahwasanya sikap acuh mereka didasari karena sikap protes yang tak terucapkan, amarah yang tak tersalurkan, dan komunikasi & kehangatan yang minim  dengan keluarga (terutama orangtua) mereka. Tauladan yang seharusnya mereka dapatkan dari orangtua ternyata tak mereka dapatkan. Kekecewaan yang membuahkan kenakalan.

Saya berusaha memotivasi mereka. Apapun, keputusan akan hidup kedepan, hanya bisa ditentukan oleh 'tangan' mereka sendiri. Kegagalan ataupun Kesuksesan di masa depan akan dimulai dari langkah mereka saat ini. Belum terlambat untuk membuat keputusan. Belum terlambat untuk berubah, karena mereka masih amat muda. Satu hal yang saya tanamkan pada mereka, bahwa "JANGAN JADIKAN KESALAHAN ORANG LAIN SEBAGI ALASAN UNTUK MELAKUKAN KESALAHAN/KEGAGALAN YANG SAMA. WE CAN DO BETTER.....". Jadi jika mereka merasa kecewa dengan sosok yang seharusnya jadi panutan mereka, setidaknya jangan melakukan hal yang akan membuat kita sama buruknya dengan orang itu. Karena bagaimanapun, tak ada manusia yang sempurna. Tak ada yang sempurna.




Buat mereka yg sy maksudkan :
Syukuri apa yang ada
Hidup adalah anugerah
Tetap jalani hidup ini
Dengan melakukan yang terbaik......

Kalian punya banyak kesempatan,
Bisa melakukan lebih banyak hal, 
Menghasilkan lebih banyak karya,
Melahirkan lebih banyak pujian.....
Ayo....buktikan pada semua.......kalian BISA......

Selasa, 16 Februari 2010

Wabah Facebook

Akhir2 ini berita di TV maupun surat kabar banyak memberitakan tentang hilangnya beberapa ABG akibat Kopi Darat (baca: ketemuan) dengan teman/pasangan fecebooknya. Klo cuma ketemuan biasa sih mungkin tak terlalu jadi masalah. Hanya saja janjian 'ketemuan' ini dilakukan mereka tanpa ijin/sepengetahuan orang tua, tak pulang ke rumah, lantas menghilang beberapa hari. Hp pun seperti sengaja dimatikan. Orang tua jelas kehilangan jejak. Bahkan yang lebih parah lagi, para remaja ini juga melakukan (maaf) hubungan badan dengan pasangan facebooknya saat bertemu, padahal jelas2 mereka masih dibawah umur. Seorang pakar pemerhati anak mengungkapkan, kejadian ini tak lepas dari kesalahan orangtua yang kurang melakukan pengawasan terhadap aktifitas anak2, terutama anak2 remaja yang sedang mengalami siklus menuju kedewasaan. Kurangnya perhatian orangtua menyebabkan anak mencari perhatian & curhat dengan teman facebooknya, bukan kepada orangtuanya.

Tapi demam FB tak hanya melanda para remaja lho. Orang dewasa juga terkena imbas kemajuan teknologi ini. Tak sedikit rumah tangga yang rusak karena di FB bertemu dengan pacar lama. CLBK istilah ngetopnya. Atau turunnya produktifitas kerja karena waktu kerja lebih banyak digunakan untuk FB-an/internetan ketimbang untuk kerja.

Tak sedikit juga manfaat facebook yang bisa kita dapat. Banyak silaturrahmi terjalin lewat fb. Banyaknya grup/komunitas yang terbentuk juga ada manfaatnya. Prita Mulyasari jelas terbantu lewat situs jejaring sosial ini karena banyaknya dukungan baik moril maupun materiil yang mengalir saat dibutuhkan. Juga mengalirnya bantuan buat Bilqis & Bibit-Chandra. Yang tak kalah bagusnya adanya komunitas BISA yang terus memberikan motivasi buat anggotanya, grup2 rohani yang memberikan penguatan aqidah bagi para anggota, dan sederet komunitas lain yang banyak bermanfaat bagi pengguna fb. Facebook juga bisa dijadikan sarana promosi & pemasaran produk secara online. Yang artinya, facebook sebagai wadah untuk kita mendapatkan penghasilan. :)

Kemajuan teknologi jelas tak bisa dihindari. Fasilitas facebook yang menarik juga tak bisa disalahkan. Semua ada sisi positif & negatifnya. Tinggal bagaimana pengguna bisa secara bijak memanfaatkannya. Manusia diberikan akal untuk berfikir, memilah dan membuat keputusan. Jika digunakan dengan tepat, tentu hal2 positif juga yang akan kita pilih. Begitu juga sebaliknya. Sekali lagi, semua keputusan ada di tangan kita. Dan untuk para orangtua, anak2 kita tak hanya butuh sosok orangtua, mereka juga butuh sosok teman bahkan sahabat dalam diri orangtuanya. Sehingga mereka akan merasa nyaman saat bercerita & berkeluh kesah dengan kita, bukan dengan orang lain yang baru dikenalnya lewat facebook.

Senin, 15 Februari 2010

FLU OH FLU


Flu emang penyakit yang dianggap kebanyakan orang sepele. Tapi jika tidak segera diobati ternyata mengganggu juga. Apalagi jika banyak gejala yang menyertainya. Demam, hidung mampet, bersin2, batuk, sakit kepala ditambah lagi meriang2, ampuun...tentu amat sangat mengganggu. Walau tergolong penyakit ringan, tak jarang juga perlu penanganan dokter jika dalam beberapa hari gejala flu tak juga berkurang.

Selain bantuan obat2an, tak ada salahnya juga penderita flu mengkonsumsi makanan & minuman yang diyakini bisa membuat penderita flu menjadi lebih baik. Maklum flu biasanya juga diiringi dengan berkurangnya nafsu makan. 
Bahan makanan berikut bisa mencegah infeksi dan meningkatkan daya tahan alami tubuh:

Cabai merah pedas

Jika kepala Anda terasa berat, jangan langsung minum obat. Ada baiknya berpindah ke cabai merah. Cabai mengandung capcaisin yang berfungsi sekaligus untuk mencegah pembengkakan, mengencerkan mucus serta meredakan rasa sakit. Capcaisin akan mendorong tubuh untuk mengencerkan mucus. Dengan begitu Anda bisa mengeluarkannya.

Kedengarannya tidak mungkin, tapi capcaisin bisa mematikan saraf jika diperlukan. Zat kimia ini akan menguras neurotransmitter yang disebut dengan "substansi P", yang berperan menyampaikan pesan rasa sakit ke otak. Substansi ini juga meningkatkan produksi collagenase dan prostaglandin yang berfungsi mengurangi rasa sakit dan peradangan. Tenggorokan Anda sakit, cobalah makan saus cabe pedas. Selain itu, cabai juga kaya akan vitamin C. Pada faktanya, sebuah cabe mengandung vitamin C 4 kali lebih banyak dibandingkan dengan sebuah jeruk. Vitamin C, seperti yang Anda tahu, telah terbukti mempersingkat waktu mengalami flu.

Sup ayam
Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa sup ayam bagus untuk mengatasi flu. Anda pun mungkin sudah sering mencobanya dan merasa lebih baik tanpa memperhatikan rahasia apa dibaliknya. Para pakar kesehatan dari University Of Nebraska Medical Center, seperti yang dikutip situs askmen.com, telah mencaritahu letak kekuatan sup ayam dalam mengatasi flu.

Mereka membuat sup dengan menggunakan resep sup biasa seperti ayam, bawang merah, kentang, wortel, lobak, seledri, dan peterseli. Setelah melakukan beberapa kali percobaan laboratorium mereka menemukan kandungan yang aktif melawan flu yaitu: ayam. Semua bahan dasar sup sebenarnya memperlambat produksi mucus, sehingga membantu Anda bernapas lebih mudah saat flu.

Jus jeruk

Jus jeruk merupakan obat yang efektif untuk flu. Jus jeruk kaya vitamin C yang telah terbukti bisa mempersingkat durasi alami flu. Tahun 70-an , Dr. Terence Anderson dan teman-temannya dari Universitas Toronto telah mempublikasikan sejumlah studi yang menyebutkan bahwa mengkonsumsi viatmin C sesuai dengan anjuran FDA (90 mg vitamin C per hari) bisa mempersingkat waktu alami flu hingga 1 hari.

Para peneliti lainnya termasuk ahli biokimia Linus Pauling menyatakan, mengkonsumsi vitamin C 4 kali lebih banyak dari rekomendasi harian bisa mengatasi flu dengan lebih cepat. Tetapi, beberapa studi terbaru menunjukkan kalau dosis vitamin C ekstra besar tidak menunjukkan manfaat yang berlebih.

Teh jahe

Jika Anda flu, cobalah minum segelas teh jahe hangat. Teh jahe ini telah diklaim bisa meredakan flu, sakit kepala, menghilangkan mual, bahkan meningkatkan sirkulasi darah. Ada bukti yang menunjukkan, teh jahe mempunyai efek analgesik atau meredakan rasa sakit. Studi-studi lain menemukan, jahe berperan melawan jenis virus-virus tertentu. Jadi, secangkir teh jahe hangat atau potongan jahe segar yang dipadukan dengan secangkir air hangat bisa meredakan gejala-gejala flu dan membantu Anda pulih lebih cepat.

Bawang putih
(Garlic, Allium Sativum)

Bangsa mesir kuno sangat mencintai bawang putih hingga sempat menjadikannya sebagai mata uang. Bawang putih mengandung allicin , komponen kimia yang bisa menghancurkan bakteri dan membuat virus kesulitan untuk bertahan hidup. Bawang putih merupakan zat antioksidan yang asli dan alamiah serta zat pembunuh kuman. Bawang putih mengandung unsur-unsur pelawan kuman, terbungkus oleh Vitamin C dan Thiamin, serta mineral seperti Magnesium dan Selenium. Di balik kekayaannya berupa antimikrobial, bawang putih juga dikenal sebagai obat/racun alami penurun lemak yang berpotensi menurunkan arteriosclerosis.

Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2001 oleh
Garlic Centre di Sussex Timur, Inggris, menemukan bahwa mereka yang menggunakan suplemen allicin mengalami penurunan kemungkinan mengalami flu hingga setengahnya dibandingkan dengan mereka yang tidak. Haruskah suplemen? Tentu saja tidak, bawang putih mentah atau makanan yang mengandung bawang putih juga mempunyai dampak yang sama. Cobalah makan 1 siung bawang putih sehari, baik mentah atau dimasak dengan makanan Anda. Tetapi, bawang putih yang dimasak akan mengalami pengurangan potensi. Karena itu gunakan lebih dari 1 siung untuk mendapatkan manfaat yang maksimal.

Makanan Sumber Vitamin C.

Telah diketahui secara luas bahwa makanan sumber Vitamin C meningkatkan imunitas tubuh. Meskipun demikian, riset terbaru menunjukkan bahwa banyak orang Amerika tidak cukup vitamin C dalam diet mereka.  Sumber vitamin C: jeruk sitrun, strawberry, mangga, pepaya, melon, tomat, kentang, cabe hijau dan
sayuran daun hijau.

Makanan Sumber Vitamin E

Penelitian terbaru menunjukkan sedikitnya 60% penduduk Amerika Serikat tidak cukup mengkonsumsi vitamin E. Efek potensial daya imun vitamin E, terutama bagi mereka yang gizi esensial tertentu, telah terbukti. Sumber vitamin E: Sayuran, kacang tanah, biji-bijian utuh, gandum, sayuran daun hijau hijau.

Makanan Sumber Vitamin A

Vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak, juga diyakini dapat meningkatkan imunitas. Dalam bentuk Previtamin-A dengan beta-carotene didalamnya, berfungsi juga sebagai antioksidant.  Sumber vitamin A dan beta-carotene: sayuran daun hijau, telor, jeruk, dan sayuran dan buah-buahan berwarna merah.

Makanan Sumber Seng (Zn)

Efek seng pada sistem kekebalan tubuh telah dipromosikan secara ekstensif sejak beberapa tahun terakhir. Selain membeli dalam bentuk suplemen mineral, sebaiknya usahakan makan makanan yang kaya Zn.  Sumber Seng: ikan, unggas, kacang-kacangan, sayuran. 

Ternyata, didapur kita banyak juga tersedia obat2an alami untuk mengatasi flu. Tinggal diperlukan sedikit keterampilan untuk mengolah bahan2 makanan tsb menjadi makanan lezat berkhasiat untuk keluarga tercinta. Selamat mencoba. ^_^


(Dikutip dari berbagai sumber)

Sabtu, 13 Februari 2010

Bapak Baru, Tanggung Jawab Baru

Alhamdulillah, telah lahir ponakan dari adik bungsuku pada tgl 10 Pebruari 2010 kemarin. Mengapa aku begitu bahagia, ya, karena ponakan ini anak dari adik laki-lakiku satu2nya, yang berarti penerus silsilah atau keluarga dari orangtuaku. Yang kedua, karena gak nyangka aja adek ku yang cuek, gak pedulian, pemalas (sory bro aibmu terbongkar disini...hehehe), ternyata sudah jadi Bapak.

Bayi perempuan ini juga bisa jadi pengobat kerinduan putri kecilku yang sangat ingin punya adik perempuan. Setelah punya adik sepupu laki-laki, farah sangat pengen punya adik perempuan. Karena Allah belum mengijinkan kami memberikan adik perempuan idaman buatnya, maka kelahiran adik sepupunya ini tentu saja  membuatnya senang. Mungkin sudah tak sabar mengajak sang adik bermain Barbie bersama.

Sebagai seorang kakak, sy (bersama kakak2 yang lain & juga ibu) awalnya amat pesimis kalau sang adik bungsu bisa jadi bapak yang baik. Terbiasa dilayani semua kebutuhannya oleh ibu & 4 kakak perempuannya, membuat sang adik bungsu amat cuek dengan keadaan rumah. Boro2 mau membantu urusan rumah tangga, keperluan pribadinya saja sering mendapat bantuan dari kakak2 & ibu. Rasa2nya amat wajar jika sy amat pesimis kalau setelah menikah & menjadi seorang ayah, prilakunya bisa berubah.

Ternyata saya amat keliru. Sungguh diluar dugaan, adik bungsu saya yang dulunya amat cuek sekarang lebih hangat & perhatian. Bahkan amat sangat kebapakan. Saya benar2 tak menyangka ia dengan senang hati menngganti popok bayinya dan menemaninya terjaga hingga dini hari, padahal dalam kondisi lelah sepulang bekerja yang juga sudah cukup larut. Belum lagi pagi2 buta, rela bangun & mencuci pakaian kotor sang bayi dengan tangannya sendiri. Subhanallah.....saya benar2 tak percaya.......

Tak ada yang bisa membuat seseorang berubah dalam waktu singkat kalau bukan karena cinta. Cinta akan membuat seseorang rela berkorban. Cinta juga yang bisa membuat seseorang rela melakukan apa saja demi yang dicintainya. Jika bukan karena cinta yang begitu besar pada istri & anaknya, saya yakin, adik saya tak akan mungkin bisa melakukannya. Karena cintanya, ia rela terjaga walau dalam keadaan lelah. Karena cinta juga ia mau melakukan hal yang sebelumnya tak pernah sanggup ia kerjakan.

Rasa2nya, sama seperti ibu2 baru, untuk bapak2 baru pun tak perlulah pendidikan formal untuk bisa menjadi orangtua ideal. Jika tumbuhnya kesadaran akan tanggung jawab disertai keikhlasan & cinta yang besar, tak ada yang tak sanggup dilakukan. Semua keadaan akan bisa dilewati dengan baik jika kita MAU. Ya, mau berubah demi cinta..........


Tulisan ini didedikasikan untuk :
- Para Bapak yang rela terjaga demi menemani buah hatinya. Yakinlah, semua pengorbanan kalian akan membahagiakan & mendapat ganjaran dariNYA.

- To my brother : Selamat, sudah jadi Bapak. Moga bisa amanah dalam memelihara titipanNYA, semoga sikecil AZIZATUNISA AZZAHRA bisa menjadi putri yang sehat, kuat, serta sholehah. Menjadi kebanggaan keluarga & seharum Fatimah Azzahra dalam menegakkan aqidahnya. Amin....Allahuma amin....

Jumat, 12 Februari 2010

Sekolah untuk calon Ibu

Saya pernah membaca sebuah tulisan yang isinya keluhan tentang sulitnya menjadi Ibu yang ideal. Seorang ibu yang punya segudang keterampilan tentang memasak, menjahit, merawat bayi & anak, beberes rumah, dll...dll...Pokoknya semua keterampilan yang identik dengan kaum wanita. Padahal tak semua wanita memiliki semua bahkan beberapa keterampilan tersebut karena berbagai alasan, kondisi & latar belakang. Termasuklah si penulis, yang merasa sangat tidak ideal sebagai Ibu karena nyaris seluruh keterampilan tersebut tak ia miliki, sehingga sang penulis merasa perlu diadakannya sebuah sekolah untuk Calon Ibu.

Membaca tulisan tersebut, membuat saya teringat pada kondisi awal saat saya menikah dulu. Saya sadar, jangankan keterampilan untuk jadi seorang Ibu, untuk menjadi seorang Istri yang baik saja keterampilan (ilmu) yang saya miliki amat minim. Walau demikian, saya tetap 'nekat' menikah, dengan alasan menyegerakan ibadah. Lagipula, saya menikah dengan pria pilihan saya sendiri, sehingga saya yakin, berbekal kasih sayang yang tulus semua lika-liku kehidupan berumah tangga akan bisa dilewati dengan mulus. Saya akui, saya sama sekali tak bisa memasak (kecuali mie instan tentu saja :). Sangat tidak terampil beberes rumah. Dan amat malas mencuci pakaian. Maklum, saya mempunyai 3 orang kakak perempuan, sehingga banyak pekerjaan rumahtangga diambil alih oleh ketiga kakak saya sewaktu kami masih serumah.

Ternyata benar dugaan saya. Setelah menikah & memiliki rumah sendiri, saya tidak terlalu kesulitan mengurus rumah tangga. Berbekal catatan resep masakan milik ibu, saya mulai belajar memasak. Learning by Doing. Tabloid masakan saya beli. Berbagai resep masakan di internet pun saya jelajahi. Alhasil saya tidak terlalu kesulitan menyuguhi makanan buat suami tercinta. Usaha ini bisa dibilang sukses, karena rasa-rasanya saya belum pernah mendengar suami protes akan masakan saya. Entahlah kalau dia berpura2 untuk menghargai usaha saya... :). Urusan beberes rumah & cuci mencuci pun tidak terlalu menjadi masalah, karena saya beruntung memiliki suami yang mau turun tangan membantu saya. Alhasil, pekerjaan rumah tangga sering kami lakukan bersama. Mungkin dasar cinta & kasih sayang yang membuat semua bisa kami lalui dengan baik.

Setelah memiliki anak, saya banyak belajar dari ibu & berbagai artikel seputar bayi & anak. Berusaha menggabungkan pengalaman ibu & teori-teori. Alhasil, saya juga tak terlalu kesulitan menjalani peran sebagai Ibu. Beruntung saya juga memiliki seorang putri yang sedari bayi memang tidak rewel. Hingga kini putri kami berusia 6,3 tahun, saya amat menikmati hari-hari bersamanya.

Sebetulnya, sejak awal berencana berkeluarga, saya sangat optimis bisa menjalani peran saya sebagai istri & ibu. Rasa percaya diri ini amat membantu saya untuk siap menghadapi tiap masalah yang saya hadapi. Tentu saja diiringi dengan usaha meningkatkan kualitas diri. Saya selalu teringat perkataan seorang sahabat, yang pernah mengatakan bahwa setiap wanita memiliki fitrahnya untuk bisa menjadi istri & ibu bagi anak-anaknya, walau tak pernah mengenyam pendidikan tinggi & tak memiliki keterampilan apapun awalnya. Dengan fitrahnya sebagai wanita, saat dibutuhkan, seorang wanita secara naluriah akan bisa melakukan perannya dengan baik. Jadi, teman saya sangat percaya, waktu & keadaan akan mengubah seseorang dari TIDAK BISA menjadi BISA.

Saya yakin, sahabat saya itu bahkan telah lupa akan ucapan yang ia katakan pada saya dulu. Tapi, bagi saya, ucapan inilah yang membuat saya selalu optimis & siap menjalani hari-hari saya sebagai seorang wanita, istri & ibu bagi anak-anak saya.

Kembali soal sekolah untuk calon ibu, menurut saya, tak musti sekolah formil yang kita butuhkan. Banyak ilmu & pengetahuan yang bisa kita dapatkan dari pengalaman orang-orang disekitar kita, apalagi akses untuk menambah ilmu & keterampilan sudah terbentang luas & sangat mudah. Yang terpenting, keinginan yang kuat untuk terus memperbaiki diri & rasa optimis bahwa kita, sebagai istri & ibu, bisa menjalani peran ini dengan baik. Dengan rasa cita & keikhlasan, Insya Allah kita bisa menjalaninya dengan baik. Learning by Doing, karena sesungguhnya tak ada manusia yang sempurna, termasuk pula, tak ada ibu yang betul-betul sempurna......


(Tulisan ini didedikasikan untuk seorang sahabat: terimakasih, atas semangat & optimisme yg telah ditanamkan untukku.......)

Suamiku, Partner Hidupku

Super sibuk. Itulah gambaran umum bagi ibu2 rumah tangga yang juga bekerja di luar rumah jika khadimat (PRT) musti mudik. Pagi2 sekali musti bangun, menyiapkan sarapan utk keluarga tercinta, beres2 rumah, sambil menyiapkan si kecil yg akan berangkat ke sekolah. Padahal sebagai pekerja, saya juga musti bersiap2 utk ke kantor. Alternatif lain, urusan beres2 rumah bisa dilakukan sepulang dari kantor sore harinya. Sambil menyiapkan makan malam tentunya. Jangan tanya soal pakaian kotor plus setrikaan. Sudah pasti akan menumpuk pada akhir pekan. Jadilah akhir pekan yg harusnya menyenangkan, jadi hari yg juga melelahkan dgn setumpuk PR yg tertunda.

Sudah resiko. Itulah yang terbersit dalam pikiran. Walau lelah, berbagai peran tetap harus dilakukan. Profesi mulia sebagai istri & ibu, musti ditambah lagi dgn peran sbg wanita karir (caileee....). Suka tidak suka, mau tidak mau, ikhlas tidak ikhlas....the show must go on......

Dari sebelum menikah dulu, sy selalu berangan2, memiliki 'Partner Hidup' yg amat sangat pengertian. Mengerti saat saya sedih lalu datang menghibur, mengerti saat sy tak mengerti lalu memberi pengertian/pemahaman, mengerti saat sy merasa sendiri lantas datang menemani, mengerti saat sy lelah dg berbagai aktifitas lalu datang menawarkan bantuan...dll...dll....

Apakah saat ini sy sdh mendapatkannya? ehm...rasa2nya Iya.....( kok pake rasa2nya ya... :).
Saya jd teringat dulu waktu awal2 menikah saat msh berdua. Mencuci pakaian kami lakukan bersama2. Mencuci sambil pacaran dalih kami waktu itu. Manfaatnya luar biasa, pakaian jd bersih plus kitanya tambah mesra....hehehe.

Saat pulang kantor mendapatkan piring kotor bekas sarapan yg tak sempat dicuci, suami (yg jg sama2 baru pulang kantor), dgn inisiatif sendiri segera mengambil alih mencuci piring2 kotor tsb, sementara sy menyiapkan makan malam.
Dengan perasaan bahagia, saya pun menggoda suami yg sdg asyik mencuci piring... "wah...sayangku rajin deh, jadi tambah cinta nih....". yang digodain cuma nyengir.... :).

Atau diwaktu pagi, saat saya belum selesai menyiapkan sarapan, suami mengambil alih mengurus si kecil yg akan kesekolah. Terampil memakaikan seragamnya hingga menyisirkan rambut panjangnya. Subhanallah...tahukan engkau wahai suami ku, betapa takjubnya aku dgn pemandangan itu, seorang bapak menyisirkan rambut gadis kecilnya, begitu telaten & penuh kasih sayang. Nikmatilah saat2 itu sayang, karena putri kecil kita akan beranjak besar, dan tentu tak akan mau lagi disisirkan oleh bapaknya jika masa itu tiba....

Teringat hadist Rasulullah saw :
“Orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya dan paling lembut pada keluarganya.”
Dalam hadits lain yang masih senada, Rasulullah saw juga berkata, “Sebaik-baik di antara kamu adalah yang paling baik pada keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.”.

Sebagai pemimpin umat, Rasulullah saw telah memberikan keteladanan yang sangat sempurna bagi para pengikutnya dalam segala bidang, termasuk dalam berumah tangga. Rasulullah saw adalah seorang suami yang suka bercanda dan bergurau dengan istri-istrinya. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa beliau balapan lari dengan Aisyah, terkadang beliau dikalahkan dan pada hari lain beliau menang.

Dalam hal berumah tangga, Rasulullah saw adalah seorang lelaki yang senantiasa mencontohkan kasih sayang dan kelembutan terhadap isteri. Kasih sayang dan kelembutan seorang suami terhadap isteri-isterinya adalah sebagai salah satu bentuk relfeksi dari sebaik-baik orang mukmin.

Bila ada waktu senggang beliau ikut membantu istrinya dalam mengerjakan kewajiban rumah tangganya. Sebagaimana penuturan Aisyah ra. ketika beliau ditanya mengenai apa yang dilakukan Rasulullah saw di rumahnya. Aisyah ra. kemudian menjawab, “Rasulullah mengerjakan tugas-tugas rumah tangga, dan bila datang waktu shalat, dia pergi shalat.”.

Begitu sayangnya Allah pada saya. Allah tidak hanya memberikan apa yang saya butuhkan, tapi juga memberikan apa yang saya inginkan. Harapan2 saya akan suami ideal yg dulu saya idamkan saat belum menikah, terwujud sudah. Saya tak hanya mendapatkan seorang suami yang baik, tapi juga seorang abang (yg tak pernah saya miliki), sahabat & juga partner yang baik. Terima kasih sayang, hampir 7 tahun bersamamu, rasa cinta ini tak pernah sedikitpun memudar. Karena engkau memang pantas untuk dicintai.....

Mengutip potongan iklan di tv.... '" Bangganya menyebut dia....SUAMIKU..... ^_*