Jumat, 12 Februari 2010

Suamiku, Partner Hidupku

Super sibuk. Itulah gambaran umum bagi ibu2 rumah tangga yang juga bekerja di luar rumah jika khadimat (PRT) musti mudik. Pagi2 sekali musti bangun, menyiapkan sarapan utk keluarga tercinta, beres2 rumah, sambil menyiapkan si kecil yg akan berangkat ke sekolah. Padahal sebagai pekerja, saya juga musti bersiap2 utk ke kantor. Alternatif lain, urusan beres2 rumah bisa dilakukan sepulang dari kantor sore harinya. Sambil menyiapkan makan malam tentunya. Jangan tanya soal pakaian kotor plus setrikaan. Sudah pasti akan menumpuk pada akhir pekan. Jadilah akhir pekan yg harusnya menyenangkan, jadi hari yg juga melelahkan dgn setumpuk PR yg tertunda.

Sudah resiko. Itulah yang terbersit dalam pikiran. Walau lelah, berbagai peran tetap harus dilakukan. Profesi mulia sebagai istri & ibu, musti ditambah lagi dgn peran sbg wanita karir (caileee....). Suka tidak suka, mau tidak mau, ikhlas tidak ikhlas....the show must go on......

Dari sebelum menikah dulu, sy selalu berangan2, memiliki 'Partner Hidup' yg amat sangat pengertian. Mengerti saat saya sedih lalu datang menghibur, mengerti saat sy tak mengerti lalu memberi pengertian/pemahaman, mengerti saat sy merasa sendiri lantas datang menemani, mengerti saat sy lelah dg berbagai aktifitas lalu datang menawarkan bantuan...dll...dll....

Apakah saat ini sy sdh mendapatkannya? ehm...rasa2nya Iya.....( kok pake rasa2nya ya... :).
Saya jd teringat dulu waktu awal2 menikah saat msh berdua. Mencuci pakaian kami lakukan bersama2. Mencuci sambil pacaran dalih kami waktu itu. Manfaatnya luar biasa, pakaian jd bersih plus kitanya tambah mesra....hehehe.

Saat pulang kantor mendapatkan piring kotor bekas sarapan yg tak sempat dicuci, suami (yg jg sama2 baru pulang kantor), dgn inisiatif sendiri segera mengambil alih mencuci piring2 kotor tsb, sementara sy menyiapkan makan malam.
Dengan perasaan bahagia, saya pun menggoda suami yg sdg asyik mencuci piring... "wah...sayangku rajin deh, jadi tambah cinta nih....". yang digodain cuma nyengir.... :).

Atau diwaktu pagi, saat saya belum selesai menyiapkan sarapan, suami mengambil alih mengurus si kecil yg akan kesekolah. Terampil memakaikan seragamnya hingga menyisirkan rambut panjangnya. Subhanallah...tahukan engkau wahai suami ku, betapa takjubnya aku dgn pemandangan itu, seorang bapak menyisirkan rambut gadis kecilnya, begitu telaten & penuh kasih sayang. Nikmatilah saat2 itu sayang, karena putri kecil kita akan beranjak besar, dan tentu tak akan mau lagi disisirkan oleh bapaknya jika masa itu tiba....

Teringat hadist Rasulullah saw :
“Orang mukmin yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaknya dan paling lembut pada keluarganya.”
Dalam hadits lain yang masih senada, Rasulullah saw juga berkata, “Sebaik-baik di antara kamu adalah yang paling baik pada keluarganya dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.”.

Sebagai pemimpin umat, Rasulullah saw telah memberikan keteladanan yang sangat sempurna bagi para pengikutnya dalam segala bidang, termasuk dalam berumah tangga. Rasulullah saw adalah seorang suami yang suka bercanda dan bergurau dengan istri-istrinya. Dalam satu riwayat disebutkan bahwa beliau balapan lari dengan Aisyah, terkadang beliau dikalahkan dan pada hari lain beliau menang.

Dalam hal berumah tangga, Rasulullah saw adalah seorang lelaki yang senantiasa mencontohkan kasih sayang dan kelembutan terhadap isteri. Kasih sayang dan kelembutan seorang suami terhadap isteri-isterinya adalah sebagai salah satu bentuk relfeksi dari sebaik-baik orang mukmin.

Bila ada waktu senggang beliau ikut membantu istrinya dalam mengerjakan kewajiban rumah tangganya. Sebagaimana penuturan Aisyah ra. ketika beliau ditanya mengenai apa yang dilakukan Rasulullah saw di rumahnya. Aisyah ra. kemudian menjawab, “Rasulullah mengerjakan tugas-tugas rumah tangga, dan bila datang waktu shalat, dia pergi shalat.”.

Begitu sayangnya Allah pada saya. Allah tidak hanya memberikan apa yang saya butuhkan, tapi juga memberikan apa yang saya inginkan. Harapan2 saya akan suami ideal yg dulu saya idamkan saat belum menikah, terwujud sudah. Saya tak hanya mendapatkan seorang suami yang baik, tapi juga seorang abang (yg tak pernah saya miliki), sahabat & juga partner yang baik. Terima kasih sayang, hampir 7 tahun bersamamu, rasa cinta ini tak pernah sedikitpun memudar. Karena engkau memang pantas untuk dicintai.....

Mengutip potongan iklan di tv.... '" Bangganya menyebut dia....SUAMIKU..... ^_*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar