Selasa, 23 Februari 2010

TUJUH TAHUN PERNIKAHAN KAMI

Alhamdulillah.....hari ini genap tujuh tahun pernikahan kami. Banyak episode kehidupan yang kami lalui dalam kurun waktu tersebut. Ada cerita bahagia, sedih, menegangkan, haru, telah sama2 kami lalui. Amazing, itu istilah dari teman saya. Apalagi dengan hadirnya putri periang kami. Semakin lengkap, semakin penuh warna warni perjalanan hidup rumah tangga kami.

Ada rasa lega untuk saya karena telah melewati lima tahun pertama pernikahan. Bukan apa2, karena menurut pakar perkawinan yang pernah saya baca, lima tahun pertama pernikahan adalah masa-masa yang berat. Butuh banyak penyesuaian, banyak pengertian, dan tentu saja menuntut banyak kesabaran. Jika telah berhasil melewati lima tahun pertama, niscaya (katanya) tahun2 berikutnya tak akan sulit lagi dihadapi. Tentu saja saya berharap pernyataan ini benar. Berharap setelah melewati berbagai 'ujian' di lima tahun pertama, kami bisa melewati ujian2 lain dengan tanpa kendala. (Amin....)

Awal2 menikah, mungkin sama seperti pasangan lainnya, adalah masa2 indah buat saya. Apalagi saya menikah dengan pria pilihan saya sendiri. Pengalaman paling indah adalah mengetahui adanya kehidupan lain dalam rahim saya. Ya, saat menanti lahirnya seorang anak, buah cinta kami. Kelahiran putri kami semakin melengkapi kebahagiaan rumah tangga kami.

Menjelang tahun kelima, berbagai ujian mulai dirasakan. Ujian2 yang cukup menguras pikiran, emosi bahkan air mata. Tak selalu masalah timbul dari kami, tapi juga dari lingkungan sekitar, teman bahkan keluarga besar. Saya yang kuat sekaligus amat perasa, seringkali merasa lelah. Merasa berbagai ujian ini seharusnya tak menimpa saya. Bahkan berbagai pikiran negatifpun seringkali terlintas.

Disaat-saat emosi & perasaan sudah menguasai saya, suami selalu mengingatkan saya. Maklum, bagaimanapun, saya seorang wanita, yang sering bermain dengan perasaan ketimbang logikanya. Kesabaran suami dalam mengatasi keadaan amat membatu kami melewati berbagai masalah. Apalagi, saya amat beruntung, suami saya tipe pria pengalah (pemegang prinsip Mengalah untuk Menang). Jadi walaupun sumber masalahnya dari saya, suami tetap merasa perlu minta maaf terlebih dahulu. Menurutnya, jika kedua pihak saling merasa tak bersalah, mau menang sendiri, masalah tentu tak akan selesai & malah akan berlarut2. Sifat ini yang seringkali menjadi penjernih perselisihan kami. Tentu saja saya juga jadi malu, suami saya saja mau minta maaf lebih dulu, padahal setelah dipikir2, emang saya yang salah.....hehehe

Saya akui pernikahan ini banyak merubah hidup saya. Banyak merubah diri saya. Saya yang awalnya cuek dengan penampilan, mulai berbenah diri. Yang tak terampil melakukan pekerjaan perempuan, pelan2 mulai belajar. Dan yang paling penting, saya yang sebelumnya amat emosionil, gampang meledak & cenderung blak-blakan kalau bicara, mulai bisa mengontrol emosi & nada bicara. Sungguh, saya ingin bisa sesabar & setenang dia dalam menghadapi masalah apapun.

Buat saya, pernikahan kami bukan saja semata-mata untuk ibadah kepadaNYA. Tapi juga sebagai wadah untuk saya untuk terus belajar & memperbaiki diri. Belajar agar bisa menjadi istri yang lebih baik, jadi ibu yang lebih baik, dan belajar menjadi wanita yang lebih baik secara keseluruhan. Wanita yang lebih baik kualitas imannya, intelektualnya, dan juga emosi & kepribandiannya. Dan lagi2 saya musti bersyukur, karena suami amat mendukung & memberi fasilitas & ruang yang lebih untuk saya untuk terus belajar, dan terus belajar.

......
DAN KETIKA KAMI MEMUTUSKAN UNTUK SALING MENGERTI,
KAMI BIARKAN DUA HATI BICARA TENTANG IMPIAN2, HASRAT & JUGA KERINDUAN
KEMUDIAN KAMI MENJADI TAKJUB
KARENA TERNYATA
KAMI BEGITU BERBEDA
SEKALIGUS BEGITU SERASI

MAKA KAMI PUN BERJANJI
UNTUK MENYATUKAN HATI DALAM SATU BAHTERA
AGAR SEGALA IMPIAN DAPAT DIWUJUDKAN
KARENA PERBEDAAN BUKANLAH KENDALA
SELAGI KAMI MASIH MEMAKAI BAHASA YANG SAMA
BAHASA CINTA….....


(Ya Allah, yang Maha Pengasih, yang Maha Penyayang, yang Maha pemilik hati-hati kami,
Jadikanlah kami pasangan yang saling memahami, saling mau berbagi, saling mengisi dengan kebaikan-kebaikan
Berkahilah pasangan kami, anak keturunan kami, rumah tangga kami, serta rizki yang Engkau berikan pada kami
Jadikanlah rumah tangga kami rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah
Dengan anak-anak yang sholeh & sholehah yang melengkapinya
Jadikanlah riak-riak kecil pernikahan kami, menjadi penguat cinta kasih kami.
Serta jadikanlah keluarga kami keluarga yang tak hanya utuh di duniaMu, tapi juga di akhirat Mu...
Amin....Allahumma Amin......)


for my hubby : thx 4 beeing partner in my life.
sesungguhnya setelah 7 th terlewati, rasa cinta ini tak pernah sedikitpun memudar.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar